What Happened In Other Universe — AM universe
bonus chapter
Donghyuck kini hanya menatap kosong layar laptop Renjun. Ia sudah mencari dari berbagai sumber informasi mengenai parallel universe. Menelusuri berbagai jurnal ilmiah, sampai teori konspirasi, bahkan cerita fiksi. Tapi tetap saja ia tidak bisa menyimpulkan apapun mengenai kasus yang terjadi padanya.
Ia mengedarkan pandangan ke seluruh area kamar Renjun, keempat lelaki yang serupa dengannya kini sudah tertidur lelap, seketika pikirannya melayang pada sosok Renjun yang bukan miliknya itu.
Apakah Renjun sudah istirahat? Mengamati kegiatan Renjun dari internet, sang idola ini nampaknya benar-benar disibukkan dengan jadwal kegiatannya.
Donghyuck menggelengkan kepala, mengingatkan dirinya sendiri bahwa ia kini memiliki suami. Donghyuck amat merindukan suaminya. Seharian ini ia mencoba mengirim pesan namun semua pesan itu gagal terkirim.
Akhirnya Donghyuck kembali membuka group chat Gochujang, menatap kembali foto Renjun si idola. Benar-benar mirip Renjun-nya, Injunnya, his naughty little fox.
Saat suara pintu apartemen terbuka, Donghyuck terdiam. Ia menajamkan pendengarannya karena, siapa yang mengunjungi dorm saat—ia melihat sekilas layar ponselnya— pukul 2 pagi? Padahal semua penghuni dorm sudah pulang dan mungkin semua sedang tertidur.
Setelah beberapa menit, ia tak mendengar apapun lagi. Apakah mungkin ada orang jahat? Pencuri? Atau penggemar yang kelewat fanatik yang sampai memata-matai para artis idola ini?
Donghyuck berjalan menuju pintu kamar, ia pun membuka pintunya pelan-pelan supaya tidak ada yang menyadari. Ia merasa ada seseorang di ruang tengah, Donghyuck sempat takut karena di sana lah Renjun tidur, apalagi saat ia melihat dari kejauhan, ada sosok lelaki sedang mengelus kepala Renjun.
Setelah ia perhatikan lagi, sosok itu terlihat familiar, seperti sangat mengenalnya. Oh, apakah lelaki itu adalah Lee Haechan?
Penerangan yang terbatas memang membuat Donghyuck tak bisa melihat dengan jelas siapa lelaki itu, tetapi ia merasa lega. Ia seperti memahami apa yang lelaki itu rasakan. Ada cinta dalam tatapannya untuk Renjun yang tertidur itu.
Donghyuck pun kembali menuju kamar dengan senyuman terukir di wajahnya. Saat ia kembali duduk di depan laptop, pikirannya kembali melayang memikirkan skenario yang kira-kira akan terjadi jika ia tetap berada di semesta ini.
Ia pun mengusap wajahnya, merasa lelah dan benar-benar menjadi buntu pikirannya saat ini. Mungkin ia butuh tidur sejenak. Setelahh menyandarkan tubuhnya, ia pun memejamkan mata.
Senyum sang suami menemaninya menuju lelap meski hanya ada dalam bayang-bayangnya saja.
“Mas? Mas, mau tidur lagi?”
Suara familiar itu, apakah hanya dalam mimpinya? Namun goyangan pelan di lengannya membuat mata Donghyuck langsung terbuka lebar. Ia langsung mengenali dapur apartemennya.
“Kamu kenapa?”
Suara lembut di sampingnya membuatnya dengan cepat menoleh.
“Ren–jun?”
Renjun tersenyum dan seketika Donghyuck berpikir, ini Renjun yang mana? Ini suaminya kan?
Melihat Donghyuck yang terlihat bingung, Renjun pun duduk di sampingnya. “Kamu masih ngantuk, Mas? Tadi kelihatannya ketiduran.”
Donghyuck menghembuskan nafas tanda rasa lega, ia sudah kembali ke tempat asalnya sepertinya.
“Hari apa ini, Sayang?”
Renjun mengernyitkan dahinya. “Ini hari Senin, kamu lupa?”
“Senin? Terus, tadi apa yang terjadi?”
“Maksudnya? Waktu kamu ketiduran?”
“Berapa lama saya ketiduran?”
“Hmm kayaknya sekitar lima menit? Aku tadi lihat kamu ambil kopi terus sambil nunggu kopi yang masih panas kan kamu merem, aku lihat itu agak lama terus ya udah aku ke kamar tadi buat ambil handphone, pas lihat kamu ketiduran ya tadinya aku bangunin biar kamu tidur di kasur aja, gitu. Kenapa sih? Kamu agak aneh deh, Mas.”
“Injun, kalau saya bilang tadi saya seperti terbawa ke semesta lain, kamu percaya nggak?”
“Astral projection, gitu?”
Donghyuck tampak berpikir sejenak. “I don't understand. But my body is there and people can see me. And there's you, another you. Also another me. Five of us.”
Renjun menyentuh dahi Donghyuck dengan tangannya, merasakan jika suhunya mungkin lebih tinggi, tapi ternyata normal saja. “Kamu yakin itu bukan mimpi?”
“I spent almost 24 hours there.”
“Terus? Maksudnya another me? Another you?“
“Kamu ngerti parallel universe? Yang seperti di film Marvel kesukaan kamu. Nah, it's probably like that. I was in another universe.”
Fokus Renjun kini tertuju sepenuhnya untuk sang suami. Tertarik mendengar cerita lebih lanjut. “Terus? Aku kayak gimana? Dan five of you itu maksudnya gimana?”
“Percaya atau nggak, tapi kamu seorang idol. Pacar kamu,” disela deheman singkat, ia pun melanjutkan lagi, “Lee Haechan.”
“Siapa Lee Haechan?”
“Nama panggungnya Lee Donghyuck.”
“Woah, aku mau tau yang lainnya dong. Itu semua dari universe yang berbeda? Terus Renjun-nya cuma satu?”
“Yang lain gimana maksudnya?”
“Yaa aku mau tau Lee Donghyuck yang lain kayak gimana,” ujar Renjun dengan mata berbinar.
“Semua lebih muda dari saya, sih. Dan iya, semua dari universe yang berbeda.”
“Oh ya? Jadi semua bentukannya kayak kamu waktu di foto itu? Yang umur 20an?”
“I'm still 29, Huang Renjun.” Donghyuck mencubit pelan hidung Renjun. “Kamu tidak boleh ketemu dengan mereka. Semua sudah punya Renjun-nya masing-masing. Nanti kapan-kapan saya ceritakan lengkapnya, ya.”
“Okay. Wah, I'm glad then. Jadi pengen ketemu sama Renjun yang lain.”
“No, please don't, kayaknya saya nggak mau.”
Suara tawa Renjun terdengar keras di keheningan area dapur apartemen mereka pagi itu. Ada lebih dari satu Renjun? Oh, tidak, membayangkannya saja Donghyuck tak sanggup.