bf rent

Rana sedang meminum es jeruknya saat notifikasi pesannya berbunyi. Orang yang katanya bernama Reksananta, yang menjadi kekasih sewaannya untuk seminggu ke depan, mengabari bahwa ia sudah di parkiran fakultas Teknik Industri.

Tentu saja Rana menjadi lebih gugup, ia sendiri tidak tahu sosok seperti apa yang akan muncul. Kalau ini hanya bentuk imagine, masa sampai segininya? Atau Rana yang salah menanggapi imagine-nya ya?

Lagipula bisa-bisanya ada yang berani pakai face claim seorang Reksananta Wisesa dan hadir langsung di hadapan Rana? Kan tidak mungkin.

Iya, kan?

“Hai sayang, maaf aku lama, ya.”

Suara yang pelan dengan nada yang rendah itu...

Rana dapat melihat keterkejutan di wajah Nata saat seseorang duduk di sampingnya.

Rana awalnya melihat jaket kulit hitam, lalu perlahan ia pastikan wajah pemuda di sampingnya. Rana memang tidak mengenal Reksa, tapi ya siapa sih yang tidak tahu seorang Reksananta? Anak Teknik Elektro yang populer itu? Dengar-dengar, ia wakil ketua Himatel kan?

“Reksa?”

“Mau makan di mana? Aku juga laper.”

Reksa tersenyum ke arah Nata. “Oh maaf, temennya Rana ya? Reksa, pacarnya Rana.” Reksa menjulurkan tangannya.

Nata dengan ragu menjabat tangan itu sekejap. “Nata. Temennya Rana.”

“Mau ajak Nata juga? Atau gimana?” Kali ini pertanyaan Reksa tertuju pada Rana, tak hanya itu, matanya pun intens menatap Rana.

“Gue, gue nggak ikut. Ada kelas habis ini. Bye.”

“Nat–?”

Hanya begitu saja, lalu Nata meninggalkan mereka berdua. Rana tahu Nata tidak ada kelas, soalnya jadwal mereka banyak yang sama, tapi ia sedikit kesal pada sahabatnya yang tega meninggalkannya begitu saja.

“Sayang?”

Aduh, Rana lemas.

Seorang Reksananta memanggilnya seperti itu, dengan amat lembut pula.

“Ya udah, ayo.”